Mengatasi Kekecewaan, Mampukah?
Setiap orang mengalami kekecewaan dan mengatasi kekecewaan tidak mudah. Selama manusia hidup kekecewaan akan selalu menemani hingga ke liang lahat.
Namun kekecewaan menyebabkan banyak orang terlihat hidup namun sebenarnya ia mayat hidup atau zombie. Kekecewaan yang mendalam menyebabkan manusia terjerumus ke masalah yang lebih rumit dan tidak jarang banyak yang mengambil jalan pintas atau bunuh diri.
Kita pasti pernah mengalami kekecewaan. Entah itu perasaan cinta yang tidak terbalas. Gagal dalam pekerjaan. Kecewa melihat anak tidak memperhatikan ketika kita beranjak tua atau kecewa terhadap seseorang yang kita cintai meninggalkan kita selamanya.
Filsuf Stoik asal Yunani, Epictitus mengingatkan kita agar tidak membangun benteng artifisial untuk melindungi kita dari kekecewaan. Ia menganjurkan kita berlatih menerima kekecewaan atau kesedihan karena semua yang terjadi dalam kehidupan sementara dan tidak abadi.
Lalu bagaimana kita mengatasi kekecewaan? Bukankan lebih mudah membicarakannya dibanding mempraktikannya?
-
Fakta, kekecewaan dialami setiap orang
Langkah pertama yang bisa membantu kita agar tidak larut dalam kekecewaan adalah mengakuinya dia ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Jangan melihat kekecewaan sebagai sesuatu yang tidak realistis, tetapi terima dia sebagai bagian dari hidup kita, seperti tertawa, senang, bahagia dan lain sebagainya.
Karin Sieger, seorang psychoterapist mengatakan belajarlah dulu menerima kekecewaan lalu mengelolanya agar tidak menjadi senjata makan tuan. Menurut Karin, tidak ada satupun manusia di bumi ini yang bisa melakukan sesuatu dalam hidup dengan sempurna. Ada saja kesalahan yang kita buat baik itu kecil maupun besar. Terima perasaan kecewa itu sebagai sesuatu yang ada dalam kehidupan lalu cobalah untuk me-rasionalkannya agar kita bisa keluar dari perangkap emosional yang bisa menjerumuskan lebih dalam. Ambil jarak dengan peristiwa yang membuat anda kecewa lalu ingat dan katakan pada diri anda kekecewaan adalah manusiawi.
-
Jangan takut ! Rangkul masa lalu mu.
Berfikirlah fleksibel atau luwes. Jangan kita terjebak dengan penyesalan di masa lalu yang membuat kita berhenti untuk bergerak maju.
Ingatlah kata-kata Edith Piaff, penyanyi Prancis dalam lagunya Non, Je Ne Regrette Rien atau No Regret. Lagu yang terkenal sepanjang masa. Edith mengatakan :
No! no regrets
No ! I will have no regrets
All the things
That went wrong
For at last I have learn to be strong
Saya tidak pernah menyesal
Tidak, saya tidak menyesal
Segala hal yang saya lakukan
Walaupun salah
Tapi pada akhirnya saya harus belajar
Lebih kuat”
Barangkali kita sekian lama menyesal kenapa tidak mengambil keputusan pindah ke pekerjaan yang baru atau seandainya saya tidak memutuskan pacar saya yang cintanya tulus atau seandainya pindah ke negara lain menyusul teman anda, hidup saya tidak seperti ini dan seandainya…seandainya. Akhirnya narasi tersebut hanya konstruksi yang anda bangun untuk mengenang masa lalu.
Cobalah mengganti kalimat “seandainya” dengan kalimat yang lebih positif, semisal “ saya tidak membayangkan bila saya tidak putuskan dia” atau “apa yang terjadi jika saya tetap pindah luar negeri ? Jawaban dari pertanyaan ini justru membuat anda bersikap untuk menerima masa lalu dan membuka lembaran baru untuk memperbaikinya.
-
Hikmah Kekecewaan
Katakanlah kita tidak bisa lepas dari penyesalan dan juga bukan rahasia, penyesalan pasti akan selalu menghantui ketika kita mencoba melupakannya. Artinya, selama kita menjalani hidup, penyesalan akan selalu hadir menemani kita. Hal ini dialami setiap orang. Karin Sieger menyebutnya “ slippery and seductive” Artinya, penyesalan ibarat sesuatu yang menggoda kita untuk kembali ke masa lalu.
Film Manchester by The Sea bisa menjadi pelajaran penting buat kita. Film yang dibintangi Casey Affleck dan Michelle Williams mengisahkan tentang tragedi yang dialami pria bernama Lee. Lee harus kehilangan ketiga anaknya akibat kecerobohannya ( mabuk ) menyalakan pemanas ruangan sehingga rumah mereka terbakar. Lee juga terpukul saat kakaknya meninggal dunia akibat serangan jantung. Ia menyalahkan dirinya karena tidak bisa membawa sang kakak ke rumah sakit.
Moral dari cerita ini intinya bagaimana Lee berusaha keluar dari rasa bersalah di masa lalu yang membuatnya depresi.
Satu-satunya jalan yang dihadapi Lee dan kita semua adalah “ Jalan Terus”, keep on moving cause life goes on” . Ketika kita dihantui penyesalan, dunia seolah diam, padahal dimana kaki kita berpijak bumi dan semesta alam bergerak dengan kecepatan luar biasa.
Windy Dreyden, Profesor Terapi Psikis atau Psychotherapy Universitas Goldsmith dalam bukunya “Ten Step to Positive Living” mengatakan penyesalan harus disikapi sebagai suatu kenyataan yang harus kita terima bukan justru lari atau menghindar.
Lee mencoba keluar dari depresi dengan menerima kenyataan pahit kehilangan anaknya. Dia masih menyimpan foto dan barang kenangan, namun menurut Dreyden, kekecewaan jangan sampai membuat kita larut terlalu dalam.
Ia mengumpamakan kekecewaan dengan Sirup Minyak Ikan atau Cod Oil. Rasanya tidak enak ketika mengalir turun ke tenggorokan, tetapi terimalah rasa pahit dan tidak enak itu karena manfaat Cod Oil bagi kesehatan.
Dreyden menganjurkan jika sesuatu hal negatif atau kekecewaan karena sesuatu mulai merasuki pikiran anda, tariklah nafas dalam-dalam. Ambil jarak dengan masalah yang anda hadapi. Renungkan dan katakan dalam hari, “ Apa hikmah yang saya bisa pelajari dari kejadian ini? Setelah tarik nafas yang dalam, lalu buanglah pikiran negatif anda lalu katakan pada diri anda, “ Saat itu keputusan yang saya ambil bisa saja salah, tetapi saya tidak patut bersalah” Kata-kata ini akan mengobati diri anda dan membawa keluar dari perangkap penyesalan yang mendalam.
4.Stop menjadi manusia sempurna
“If I cannot forgive myself
For all the blunders
That I have made
The how can I proceed?
How can I ever
Dream perfection-dream?
Move, I must forward
Fly, I must, inward,
To be once more
What I truly am
And shall forever remain”
Puisi karya Sri Chinmoy, seorang Guru spiritual asal India bisa menjadi pegangan agar kita bisa keluar dari kekecewaan dan menjalani hidup lebih baik.
Ia menulis bagaimana anda bisa bermimpi dengan sempurna, melangkah maju, terbang masuk ke dalam relung hati paling dalam untuk menemukan jati diri, bila kita tidak bisa memaafkan diri sendiri.
Menurut Karin Sieger, cobalah selalu berfikir positif dan belajar untuk tidak hanya memaafkan orang lain, namun juga diri sendiri. Dengan memaafkan diri sendiri akan berkembang sikap untuk memaafkan kekecewaan di masa lalu.
Candi Williams dalam bukunya Perfectly Imperfect mengatakan buanglah sikap ingin menjadi seorang sempurna, tetapi fokus jalan kehidupan dengan bermanfaat dan berguna bagi orang lain. Ia menganjurkan untuk tidak membuang – buang energi menahan kepedihan atau kekecewaan, tetapi hemat energi anda untuk hal-hal yang positif.